Senin, 30 November 2009

Kutipan.....

Sahabat Jadi Cinta


Zigaz


E B E G#m
Kuhantarkan bak di pelataran hati yang temaram

E B
Matamu juga mata mataku

C#m F#m
Ada hasrat yang mungkin terlarang

E B E G#m
Satu kata yang sulit terucap hingga batinku tersiksa

E B
Tuhan tolong aku jelaskanlah

C#m F#m
Perasaanku berubah jadi cinta

Reff I:

B F#m
Tak bisa hatiku merafikan cinta

G#m F#m
Karena cinta tersirat bukan tersurat

E D#m
Meski bibirku terus berkata tidak

C#m F#m B
Mataku terus pancarkan sinarnya


E B E G#m
Kudapati diri makin tersesat saat kita bersama

E B
Desah nafas yang tak bisa truskan

C#m F#m
persahabatan jadi cinta

E B E G#m
Satu kata yang sulit terucap hingga batinku tersiksa

E B
Tuhan tolong aku jelaskanlah

C#m F#m
Perasaanku berubah jadi cinta

Reff II:

B F#m
Apa yang kita kini tengah rasakan

G#m F#m
Mengapakah kita coba persatukan

E D#m
Mungkin cobaan untuk persahabatan

C#m F#m B
Atau mungkin sebuah takdir Tuhan

Selasa, 23 Juni 2009

Alo....

Dah lama ya kita ga' jumpa aku capek banget nih .
Sekarang aku dah PI lo...
Aku karang PI di Bantul, disana pegawainya baek2 lo....Tapi sayang jam kerjanya cuman dikit masak dari jjjjjjjjjjjam 7.30- 12.00 sih itu nama nya bukan kerja...

Aku sekarang kangen nih ma SMEGO....masih lama aku akan balik ke skull....

Sabtu, 06 Juni 2009

RUMPUT FATIMAH (Labisa pumila)
dikenal sebagai tanaman yang dapat membantu proses memperlancar kelahiran.
Berdasarkan penelitian di Malaysia, rumput fatimah ini mengandung zat Fitokimia yangberfungsi untuk merangsang kontraksi rahim. Cara pemakaiannya adalahdengan merendam rumput fatimah, air rendamannya inilah yang diminumkankepada Ibu yang akan melahirkan, semakin lama direndam maka kadarfitokimianya semakin pekat. Cuma dosis yang tepat tentunya sulitdipastikan. Biasanya dokter tidak pernah mengijinkan penggunaanobat-obatan tradisional seperti ini.
Parajemaah haji, biasanya membawa pulang rumput fatimah sebagai oleh-olehuntuk keluarga dan kerabat di tanah air, karena dipercaya sebagai obatyang manjur untuk membantu proses kelahiran. Namun, di sisi lain,rumput fatimah juga kerap digunakan sebagai obat pelancar haid bagiorang-orang yang ”mendadak” telanjur hamil di luar perencanaan. Paraibu yang telanjur ber-KB tapi kebobolan maka digunakan solusi aborsimenggunakan rendaman akar rumput fatimah ini. Wallahu a’lam. Dan yangjelas penyalahgunaan yang tidak bertanggung jawab seperti ini sangatdilarang oleh Agama.
Untuk mendapatkanoleh-oleh rumput fatimah ini tidaklah sulit, namun kalau bisa sempatkandiri membeli ketika Anda ziarah ke Jabal Uhud karena banyak dijual disana dan harganyapun lebih murah, satu akar rumput fatimah dijualdengan harga antara 3 sampai 5 riyals tetapi kalau anda membelinyasudah di Mekah maka harganya bisa mencapai 7 sampai 10 riyals lagianrumputnya sedikit dan merupkan stock lama.

RUMPUT FATIMAH Di Indonesia
(sumber http://www.sinarharapan.co.id/iptek/kesehatan/2003/022/kes5.html ).
Penggunaanrumput fatimah sebagai pelancar haid sebenarnya bukan hal baru diIndonesia, terlebih bagi masyarakat Dayak Iban di Pulau Kalimantan,perbatasan Indonesia dan Serawak. Masyarakat Dayak Iban biasanyamemanfaatkan rumput fatimah ini dengan mengambil akarnya. Kemudiandicuci, dipotong-potong lalu direbus. Air rebusan akar rumput fatimahini yang kemudian diminum untuk melancarkan kelahiran atau haid.Sehabismelahirkan, para perempuan Dayak Iban ini juga menggunakan daunsembong, yang kelihatan seperti gulma, untuk mandi. Daun sembongtersebut dibuang akarnya, dibersihkan dan kemudian direbus. Rebusaninilah yang digunakan untuk mandi sehingga tubuh terasa sejuk dan segar.

Rabu, 20 Mei 2009

Cinta


Cinta merupakan anugerah yang tak ternilai harganya dan itu di berikan kepada makhluk yang paling sempurna, manusia. Cinta tidak dapat diucapkan dengan kata-kata, tidak dapat dideskripsikan dengan bahasa apaun. Cinta hanya bisa dibaca dengan bahasa cinta dan juga dengan perasaan. Cinta adalah perasaanyang universal, tak mengenalgender, usia, suku ataupun ras. Tak perduli cinta dengan sesama mansuia, dengan tumbuhan, binatang, roh halus,ataupun dengan Sang Pencipta. Lagipula, cintaitu buta. Buta sama degnan meraba-raba. Jadi… cinta itu meraba-raba…(^o^)/… meraba-raba isi hati yang dicinta…

Kamis, 30 April 2009

Menemukan Cinta sejati

Menemukan cinta sejati tidak
semudah membalik telapak tangan, perlu pemikiran dan kondisi yang ideal untuk
menentukan bahwa seseorang adalah cinta sejati Anda. Namun ada tips yang dapat
membantu menemukan cinta sejati. Ini dia!
1. Jangan mencarinya. Cinta tidak
datang pada seseorang yang mencarinya. Jika memang Anda baru saja mengakhiri
suatu hubungan, fokuslah pada diri dan kehidupan pribadi terlebih dahulu. Tidak
perlu terburu-buru mencari cinta yang baru, dan nikmati kesendirian Anda.
2. Beri waktu untuk diri sendiri.
Temukan aura positif Anda. Jika perasaan puas terhadap diri muncul, maka secara
otomatis aura positif itu akan terpancar. Dan orang di sekitar pun akan
melihatnya. Itulah daya tarik bagi diri Anda.
3. Jika sudah siap untuk membuka
lembaran baru bagi hubungan, maka mulailah memilih karakter pasangan seperti
apa yang diidamkan. Tak hanya dari segi fisik namun juga mental dan
kepribadian.4. Bergaul dan hang out. Hal itu
akan membuka kesempatan bagi Anda untuk bertemu orang baru. Siapa tahu salah
satu di antara mereka adalah cinta sejati Anda.
5. Berani ambil risiko. Jika
suatu hari Anda bertemu dengan seseorang yang sesuai dengan kriteria cinta
sejati, jangan ragu untuk mengambil langkah. Mulailah perkenalan dan menjalin
hubungan. Karena kesempatan tak datang dua kali.
6. Yang paling penting, cintai
diri Anda terlebih dahulu. Hiduplah dengan bahagia dan jangan pernah melepaskan
harapan. Yakinlah, setiap orang diciptakan berpasangan. Masalahnya hanyalah
mendapatkan orang yang tepat, di waktu yang tepat.

Jumat, 17 April 2009

Masa lalu....


Masa itu..... datang tampa diundang namun, susah ntuk dilupakan bencinya aku mengingat dirimu tapi engkau tempat aku bercermin kala itu,,,,,,,, aku masih bingung bahkan bimbang apakah engkau akan kembali? tidak,,itu tidak mungkin terjadi tapi engkau yang membuatku ceria tertawa, menangis...sedalam- dalamnya Izinkan aku ntuk mengenangmu rinduku padamu tak tertahankan masa kecilku, masa yang lugu masa kini bermula darimu Masa lalu,,,,,,, ya,,itulah masa yang baik ntuk kuhayati karena dialah aku bisa berubah dari dirimu aku bisa baertanya siapkah daku pada masa itu? Masa lalu, kulahir tampa baju malahan tangisanku yang membuat bising siapakah aku???? aku adalah masa laluku.....

Masa Lalu

Masa itu.....
datang tampa diundang
namun, susah ntuk dilupakan
bencinya aku mengingat dirimu
tapi engkau tempat aku bercermin

kala itu,,,,,,,,
aku masih bingung bahkan bimbang
apakah engkau akan kembali?
tidak,,itu tidak mungkin terjadi
tapi engkau yang membuatku ceria
tertawa, menangis...sedalam- dalamnya

Izinkan aku ntuk mengenangmu
rinduku padamu tak tertahankan
masa kecilku, masa yang lugu
masa kini bermula darimu

Masa lalu,,,,,,,
ya,,itulah masa yang baik ntuk kuhayati
karena dialah aku bisa berubah
dari dirimu aku bisa baertanya
siapkah daku pada masa itu?

Masa lalu, kulahir tampa baju
malahan tangisanku yang membuat bising
siapakah aku????
aku adalah masa laluku.....

Rabu, 15 April 2009

Apa ja....

APa aja....kalian mo bilang !!!
Terserah karna ini dalah punya aku.......
Wueeeeek.......
yNg PENTING q Happy....

dEAR DiarY...

Belakangan ini saya sering sekali mendapat buku gratis. Yang terakhir adalah buku yang ulasannya sedang Anda baca ini. "Diary Minni", karya M. Irfan Hidayatullah, sang Ketua Umum Forum Lingkar Pena (FLP). Buku ini saya terima dalam keadaan yang masih hot, fresh from the penerbit, belum tersedia di toko buku. Makanya, harganya pun belum saya ketahui. Tapi ditilik dari jumlah halamannya (150), sepertinya tak akan lebih dari Rp 25 ribu deh. Bahkan mungkin hanya sekitar Rp 20 ribu.

Wah, kok malah ngomongin harga? Oke, kita mulai membedah buku ini, ya.

Secara umum, saya mengakui bahwa buku ini sangat bagus. Lihatlah covernya, bagus bukan? Menurut cerita Kang Irfan, ia mengajukan novel ini - ke penerbit - sekaligus dengan covernya. Ide yang cukup kreatif. Mungkin kita bisa meniru cara ini, agar cover buku kita nantinya benar-benar sesuai dengan keinginan kita. Tentu saja, dalam hal ini kita harus bekerja sama dengan seorang ilustrator, mungkin dia adalah teman dekat kita. Dan yang paling penting, penerbit setuju dengan cara kerja seperti ini.

Lho, apakah hanya covernya yang bagus? Tentu saja tidak. Ketika membaca halaman-halaman awal, saya langsung tertarik pada Diary Minni ini. Kang Irfan menulis dengan gaya bahasa yang sangat asyik, indah, terkadang lucu. Sebagai seorang lulusan fakultas Sastra (ia kini kuliah di S2 Fakultas Ilmu Budaya IU dan mengajar di Fakultas Sastra Unpad), ia paham betul bagaimana cara merangkai bahasa yang tetap "taat tata bahasa" tanpa harus mengorbankan daya tarik cerita. Inilah rumus yang umumnya dianut oleh para penulis fiksi yang juga lulusan fakultas Sastra:

"Untuk narasi, gunakanlah bahasa Indonesia yang baik dan benar, sesuai ejaan dan tata bahasa yang berlaku. Sedangkan untuk dialog, silahkan berkreasi sebebas-bebasnya."

Maka, kita akan melihat dua nuansa yang amat bertolak belakang pada novel ini. Untuk narasi, Kang Irfan menulis dengan gaya yang amat serius, puitis, namun tetap enak dibaca. Ia bahkan menggunakan diksi-diksi yang amat bagus, sehingga kekaguman saya tak dapat disembunyikan. Coba simak penggalan paragraf berikut:

"SMU Kencana bertengger dengan kokoh pada sebuah Senin. Siswa-siswanya belum hadir. Hanya bunga-bunga yang sedikit kusam karena debu jalanan berdiri seperti menanti keriuhan yang akan tumpah ruah sebentar lagi...." (halaman 70).

Dan yang paling membuat saya terpesona adalah rangkaian kalimat pada halaman 64:

"....Dan kau kira aku tak bisa berbuat apa-apa? Padahal kau caci tubuhku, matamu seperti jijik, tapi kau laki-laki saat itu. Aku sengaja tak berteriak karena aku bisa membunuhmu tanpa bantuan siapa-siapa. Untung aku sadar ketika aku hanya menendangmu, ketika aku hanya membanting tubuhmu, ketika aku hanya menginjak dadamu. Jangan remehkan perempuan karena perempuan bisa membunuhmu tiba-tiba....."

Sungguh, teknik bercerita dan pemilihan diksi yang benar-benar bikin iri!

Apakah Anda termasuk orang yang tidak suka dengan gaya bercerita seperti itu? Jangan kecewa dulu. Sesuai "rumus anak sastra" di atas, kita akan menemukan bahasa pada dialog yang benar-benar beda. Karena ini adalah novel remaja, Kang Irfan membuat dialog yang benar-benar kontras dengan narasinya. Gaul habis, bahkan terkadang sangat lucu. Coba simak penggalan berikut ini.

"Gue nginap di tempat lo ya, Nis."

"Emangnya apa apaan, Gy? Tumben. Pasti ada masalah, ya? Kalo gitu selesaiin aja tu masalah dan jangan cari masalah baru karena masalah jika terus ditumpuk akan jadi gunung masalah."

"Aaah, udah-udah, gue ngak butuh nasehat lo. Gue butuh lo bukain pagar rumah lo karena gue udah ada di depan, please."

"Ah, elo dasar gokil. Dikirain di mana. Elo emang jago mendramatisir masalah."

"Udah, Nis. Jangan berkicau mulu. Buruin buka pagar dan pintunya. Dingin, nih."

"Ah, dasar anak mami, lo."

"Iya... iya. Gue emang anak mami, so what. Yang penting lo cepat bukain pintu."

"Iya... iya... tapi gimana caranya?"

"Gimana caranya? Ya, tinggal keluar dan bukain pagarnya. Apa susahnya, Nis. Lo kan sahabat gue. Sahabat sejati gue."

"Maksud gue, gue lagi nggak di rumah, gitcuuuu."

"Apa? Lo dasar bego ya? Bilang kek dari tadi....."


(halaman 59 - 60)

* * *

Dari segi ide cerita, novel ini juga amat mengagumkan. Ceritanya sebenarnya amat sederhana. Seorang siswa SMA, Miki, menemukan sebuah diary misterius yang terlempar dari lantai 3 gedung sekolahnya. Mendorong keingintahuannya untuk menguak misteri sosok si pemilik diary. Dan cerita pun berkembang. Kita segera tahu bahwa Miki adalah seorang remaja yang terasing, asyik dengan dunianya sendiri. Lantas ada Meggy, cewek super cantik yang sempurna dan memiliki segalanya, namun dinilai tidak normal karena ia memiliki sikap dan pandangan hidup yang benar-benar berbeda dari remaja pada umumnya. Ada juga Eno yang semula teguh mempertahankan keperawanannya, tapi kemudian ia goyah dan menyerahkan kehormatannya pada Bonar, sang pacar tercinta.

Buku ini hanya setebal 150 halaman, tapi ceritanya amat padat. Secara umum, saya menganggap novel ini sangat tematis. Bukan sekadar mengusung cerita yang menarik, lantas menyelipkan tema di akhir cerita, secara sekilas saja.

Saya amat menyukai cerita novel (juga film) yang tematis. Tema tersebut terasa amat kental pada setiap bagian cerita. Kondisi yang sama juga terdapat pada Diary Minni ini. Lantas, tema apakah yang diangkat oleh Kang Irfan?

Jawabanya, "Tubuh wanita."

Ups.. tubuh? Hanya tubuh? Ya, betul. Novel ini benar-benar mengenai fisik perempuan. Tapi jangan salah sangka dulu, dong. Ini tentu saja bukan cerita yang mengeksploitasi tubuh wanita. Ketua Umum FLP gitu, loch. Enggak mungkin beliau menulis cerita seperti itu, hehehehe...

Justru, novel ini mencoba mempertanyakan budaya dan pemikiran masyarakat kita, yang terlanjur mendewa-dewakan fisik manusia. Wanita yang cantik plus seksi dipuja-puja, dikejar-kejar untuk dijadikan pacar. Lantas perempuan yang jelek pun tersisih. Mereka seperti pecundang yang tak layak hidup di muka bumi ini.

Maka, mari kita dengarkan jeritan hati sesosok perempuan yang menjadi korban dari budaya pemujaan fisik tersebut:

"....Siapa yang mau bertubuh sepertiku? Siapa yang mau jadi temanku? Apalagi siapa yang mau jadi pacarku? Tapi siapa yang bisa menolak sebuah takdir? Bagaimana jika mereka menjadi diriku? Bagaimana jika wajah mereka wajahku? Bagaimana jika tubuh mereka seperti tubuhku? Tentu saja mereka takkan mau. Seperti selama ini mereka menafikanku...."

"....Bila tubuh adalah sebuah modal sosial, sebuah kekayaan yang dipertaruhkan dalam kehidupan seseorang, akulah orang yang fakir itu, akulah orang yang miskin itu. Akulah yang terlantar ditinggalkan oleh setiap kepentngan yang mengatasnamakan pergaulan...."


(halaman 142 dan 146)

Jadi, itulah fenomena yang hendak ditentang oleh Kang Irfan lewat novel ini. Yang mengagumkan, si penulis menyampaikan tema menarik ini hanya lewat sebuah cerita yang sederhana; hilangnya sebuah diary. Benar-benar ide cerita yang amat unik dan patut diacungi jempol.

* * *

Sehubungan dengan fisik wanita, novel ini pun mengangkat salah satu fenomena kehidupan yang masih erat kaitannya dengan itu. Kang Irfan dengan amat cerdas merekam gaya hidup remaja saat ini, yang sarat akan nuansa pergaulan bebas, pacaran, dan seterusnya. Maka ditampilkanlah sosok Bonar dan Eno, pasangan yang menikmati hidup dengan bersenang-senang. Eno sebenarnya termasuk gadis yang masih konservatif. Ia tak mau menyerahkan keperawanannya pada Bonar sebelum mereka menikah. Tapi apa daya, di suatu Malam Minggu ia tak dapat menahan godaan itu. Dan semuanya pun terjadi.

Setelah itu, Bonar tertawa bangga karena merasa berhasil menaklukkan Eno. Tapi sebaliknya, Eno justru jadi murung. Ia merasa demikian bodoh. Ada sebuah perubahan besar pada fisiknya yang tiba-tiba membuatnya jadi pemarah dan benci pada Bonar.

Kita jadi tahu, lewat cuplikan cerita inilah, antara lain, Kang Irfan menyampaikan pesan moralnya. Yang juga membanggakan, pesan moral ini disampaikan secara amat halus, jauh dari kesan menggurui. Dan yang paling penting, tak ada "dalil-dalil agama". Semua hikmah dan pesan disampaikan secara wajar, bersama aliran cerita yang natural.

Karena itulah, saya berani mengatakan bahwa novel ini bersifat universal, cocok bagi semua kalangan, tidak hanya Islam. Memang, ada simbol-simbol Islam yang muncul, seperti Mushalla. Tapi karena berupa simbol, ia bisa diganti oleh simbol-simbol lain. Mungkin Kang Irfan menggunakan Mushalla sebagai simbol religiusitas (maaf kalau istilahnya keliru). Ia hendak menyampaikan pesan bahwa setiap manusia harus kembali pada agama. Jika ini adalah maksudnya, maka sebenarnya kita bisa mengganti simbol Mushalla tersebut dengan apapun, dan itu tak akan merusak keutuhan cerita. Yang penting, simbol pengganti tersebut masih bisa mewakili pesan yang hendak disampaikan.

Dengan demikian, saya berpendapat bahwa Diary Minni adalah novel yang sangat universal. Ia tetap bis diterima bahkan oleh pembaca yang anti agama sekalipun.

(Dan sebenarnya, sudah banyak karya penulis FLP yang lebih variatif dan universal seperti ini, jauh dari nuansa "doktrin agama" atau "tema yang itu-itu saja". Tapi tampaknya, banyak pembaca yang belum mengetahuinya).

* * *

Oke, dari tadi saya memuji melulu. Tentu novel ini pun punya kekurangan. Yup, betul. Saya melihat sejumlah kekurangan di sana-sini. Masalah penokohan misalnya. Karakter tokoh-tokoh pada novel ini belum terlalu kuat. Biasanya, jika karakter-karakter pada sebuah novel amat kuat, saya akan jatuh cinta dan merasa amat akrab dengan mereka. Tapi terhadap tokoh-tokoh pada cerita ini, saya merasa biasa-biasa saja.

Saya juga melihat ada kejanggalan pada bagian-bagian tertentu. Contohnya adalah tokoh Mami Meggy, sosok ibu yang hobi nonton sinetron, selalu mendorong anaknya untuk pacaran, pola hidupnya hanya mengikuti kebiasaan-kebiasaan yang berkembang di masyarakat. Kita mungkin sudah bisa menebak, wanita seperti apakah Mami Meggy ini.

Tapi tiba-tiba, di halaman 125 ia melontarkan sebuah pendapat yang - menurut saya - amat bertolak belakang dengan karakter aslinya:

"Aku hanya dihadapkan pada ketidakpastian. Mana macet lagi. Sepertinya kita jadi objek dari permasalahan yang besar kali ini. Ternyata tidak semua bisa diatasi dengan mudah walau teknologi telah kita miliki. Ternyata ada waktunya kita merasa asing pada dunia kita sendiri. Tidakkah kamu lihat, Wan, mobil mewah kita ini nggak bisa ngapa-ngapain di tengah kemacetan...."

Saya kira, rangkaian kalimat di atas adalah pendapat pribadi penulisnya. Tapi sayangnya, Kang Irfan menyampaikannya lewat tokoh yang tidak tepat. Menurut saya, seharusnya Kang Irfan dapat menyampaikan pendapat seperti ini dengan teknik yang lebih manis, sehingga tidak mengganggu keasyikan pembaca.

Yang juga cukup menganggu adalah perubahan sikap tokoh Eno dan Anis yang terasa amat tiba-tiba. Rasanya kok tidak terlalu natural, gitu loch. Untuk Eno, masih lumayan wajar karena ia baru saja kehilangan keperawanan, sebuah kejadian yang tentu amat berpengaruh pada kejiwaannya. Cukup wajar jika ia bisa berubah drastis.

Sementara Anis? Ia hanya ngobrol dengan Meggy di ruang kelas yang sepi, dan tiba-tiba ia pun berubah drastis.

Tapi terlepas dari kelemahan-kelemahan di atas, novel ini sebenarnya sangat bagus dan menarik. Secara umum, ini adalah bacaan remaja. Temanya remaja, bahasanya (terutama dialog-dialognya) pun remaja. Tapi penggarapan temanya amat mendalam, sehingga cukup layak disebut sebagai produk sastra serius.

Sebagai seorang penulis yang amat menguasai teori-teori sastra dan penulisan fiksi, Kang Irfan benar-benar cerdas dalam menerapkan ilmu yang ia miliki. Coba simak alur dan teknik berceritanya yang amat bagus, unik, jauh dari kesan klise dan standar. Dan yang paling penting, novel ini tetap asyik dibaca oleh para remaja.

Bapak Kita.....


Hari Selasa 10 Februari 2009 Bapak satu ini masih bertemu kita di SMP Negeri 4 Gamping untuk menunaikan tugasnya sebagai staf Tata Usaha. Namun tak disangka ternyata sore hari sekitar jam 17.00 Pak Yamto sudah mendahului kita semua menghadap Allah SWT. Innalillahi wa inna ilaihi roji'un...

Selamat jalan Pak Yamto, semoga amal kebaikan diterima Allah SWT dan diberi ampunan atas segala dosa. Kami segenap keluarga besar SMP Negeri 4 Gamping berdoa semoga khusnul khatimah diterima di sisi-Nya, dan semoga keluarga diberi ketabahan dalam menerima cobaan ini. Sekali lagi selamat jalan Pak Yamto...

in memoriam...

lengkapnya...

Rabu, 01 April 2009

Kangen.....


aku kangen banget ma temen2......
Tapi aku ga' tau bagaimana cara.Untuk itu aku hanya bisa buat...
Tak mengenal ras dan bahasa Jangan pandang ia dari warna Papa dan kaya bukan bencana Susah dan senang lalui cerita Terdiam kita dalam kesunyian Merenung ia tak kunjung datang Menangisi kenangan mati dijalan Seribu keceriaan tak terlupakan Jagalah kesucian dari sang hitam Lebih dan kurang jadi bimbingan Menutupi fitnah jangan berjalan Jauhkan beban dari sang kelam Mengapa kita mengotorinya padahal suci didepan mata Mengapa hati mesti dikhianati Bila sang raja benar mengarahi

Selasa, 31 Maret 2009

Kangen


Aku kangen banget ama seseorang....Dan aku ga' tau dimana Dia sekarang berada... Kemana Aku harus mencarinya ??